Thursday, November 29, 2012

Ayah, Anak, Keledai


pic source: ritusthoughtcatcher.wordpress.com
Pak Dogol dan anaknya Begol pergi ke pasar sambil menuntun keledainya. Saat melewati sebuah kampung, seorang petani melewati mereka dan berkata: "Bodoh, apa gunanya mempunyai keledai tetapi tidak menungganginya?" 

Pak Dogol lalu menyuruh Begol  menunggangi keledainya dan menruskan perjalanan. Tetapi ketika mereka melewati sekelompok orang, salah seorang diantaranya berkata: "Lihat anak pemalas itu, dia membiarkan ayahnya berjalan sementara ia enak2an menunggangi keledai."

Pak Dogol menyuruh Begol untuk turun dan ia kemudian menggangi keledainya dan melanjutkan perjalanan. Mereka kemudian melewati dua orang wanita dan salah seorang diantaranya berkata: "Orang tua tak tahu malu, ia enak2 menunggangi keledai sementara anaknya terseok2 mengikutinya."

Pak Dogol tidak tahu harus melakukan apa, tapi akhirnya ia menyuruh Begol naik dan mereka berdua menunggangi keledai melanjutkan perjalanan. mereka tiba di kota dan orang yang lewat menunjuki mereka. Mereka berhenti dan bertanya apa yang mereka perbincangkan. Salah seorang diantara mereka berkata: " Apa kau tidak malu enak2an berdua menunggangi keledai dan sementara keledaimu ngos2an kelebihan beban?" 

pic source: ritusthoughtcatcher.wordpress.com
Mereka kemudian turun dan  berpikir apa yang harus mereka lakukan. Mereka berpikir dan berpikir, hingga akhirnya mereka memikul keledai itu dibahu mereka. Mereka terus memikul melewati orang2 yang menertawakan mereka hingga mereka tiba di jembatan depan pasar ketika keledai mereka yang berhasil melepaskan satu kakinya, menendang2 dan berhasil lolos, kemudian berlari dengan cepat hingga hilang tak pernah mereka lihat lagi selamanya. 

by Aesop

Pelajaran dari kisah ini adalah kita tidak akan pernah memuaskan semua orang.

No comments: