Wednesday, March 16, 2011

Keadilan Sang Singa

Sang Singa suatu ketika pergi berburu dengan Rubah, Anjing Hutan dan Serigala. Mereka berburu, dan terus berburu hingga akhirnya mereka berhasil memperoleh seekor rusa dan membunuhnya. Mereka kemudian berselisih tentang bagaimana cara membagi mangsa ini. "Bagilah rusa itu menjadi empat bagian yang sama." Aum Sang Singa. Binatang lain kemudian menguliti dan membagi menjadi empat bagian.

Kemudian sang Singa berdiri di depan bangkai rusa dan mengatakan keputusannya. "Seperempat bagian yang pertama untuk aku karena akulah rasa segala binatang, seperempat bagian yang kedua adalah milikku sebagai pembagi, Bagian yang lain karena aku ikut serta dalam perburuan, dan bagian keempat, hm, untuk yang itu, aku ingin tahu siapa di antara kalian yang berani merebutnya dariku."

"Huh," gerutu Rubah sambil berlalu dengan ekor di antara kedua kakinya.

by Aesop

Pelajaran dari kisah ini adalah seringkali ketika kita bekerja dengan penguasa atau orang besar atau atasan kita adalah anda mungkin saja dapat berbagdi pekerjaan dengan mereka tetapi tidak dengan penghargaan yang diperoleh.

Tuesday, March 15, 2011

Kisah Seikat Lidi

Pak Ali ketika merasa hidupnya tidak lama lagi memanggil putra2nya untuk memberinya pesan terakhir. Dia menyuruh pelayannya untuk membawakan seikat lidi dan berkata kepada putra tertuanya: " Coba patahkan!" Putranya mncoba sekuat tenaganya berkali2, tapi meski ia menggunakan seluruh tenaganya ia tidak mampu mematahkan seikat lidi itu. Putranya yang lain juga mencobanya, tapi tak satupun yang berhasil.

"Buka ikatannya" kata Pak Ali, "kemudian kalian semua masing masing mengambil sebatang lidi." Ketika mereka semua sudah memegang sebatang lidi, Pak Ali berkata, "Sekarang, patahkan" dan setiap lidi dengan mudah dipatahkan. "Kalian mengerti kan maksud saya" kata Pak Ali, dan semua putranya mengiyakan.


by Aesop

Kisah mengajarkan kita untuk selalu bersatu dan mengerjakan sesuatu bersama2. Bersatu kita teguh.

Monday, March 14, 2011

test font

arial Smallest Small Normal Large Largest
Courier Smallest Small Normal Large Largest
Geaorgia Smallest Small Normal Large Largest
Times Smallest Small Normal Large Largest
Trebuchet Smallest Small Normal Large Largest
Verdana Smallest Small Normal Large Largest

Kura2 dan Burung Elang

Seekor Kura2 berkeinginan untuk pindah tempat tinggal. Ia lalu meminta kepada burung Elang untuk membawanya ketempat tinggalnya yang baru. Kura2 menjanjikan hadiah kepada burung Elang atas jasanya. Burung Elang setuju, dan kemudian mencengkeram Kura2 dengan cakarnya, dan membawanya terbang.

Dalam perjalanan mereka bertemu burung Gagak, yang merasa takjub atas pemandangan yang tidak biasa ini. Kata burung Gagak kepada burung Elang: "Kura2 adalah makanan lezat."

"Perisai punggungnya terlalu keras" jawab burung Elang.

"Batu karang itu akan memecahkannya" Kata burung gagak lagi. dan burung Elang mengerti maksudnya, burung Elang lalu menjatuhkan Kura2 ke atas batu karang yang tajam sehingga Kura2 akhirnya mati dengan perisai punggung yang pecah. burung Elang dan burung Gagak kemudian memakan Kura2 tersebut.

by Aesop

Kisah ini mengajarkan kita untuk tidak mengantungkan hidup kita kepada kekuatan orang lain meskipun itu tampaknya menyenangkan.

Saturday, March 12, 2011

Budak dan Sang Singa

Seorang budak bernama Androcles suatu ketika melarikan diri dari tuannya dan bersembunyi di hutan. selagi dia menjelajah hutan dia bertemu dengan seekor Singa sedang berbaring mengerang dan merintih. Awalnya dia berbalik hendak lari, tetapi ketika dilihatnya Singa tersebut tidak mengejarnya, ia berbalik kembali dan mendekati Singa tersebut.

Saat dia berada cukup dekat, Singa tersebut melambaikan cakarnya yang tampak bengkak dan mengeluarkan darah, dan Androcles melihat bahwa cakar Singa tersebut tertusuk duri yang cukup besar dan menyebabkan semua rasa sakit pada Singa tersebut.

Dia kemudian mencabut duri tersebut dan membalut cakar Singa tersebut, yang segera mampu bangkit dan menjilat tangan Androcles seperti seekor anjing.

Kemudian Singa tersebut membawa Androcles ke guanya, dan membawakannya daging setiap hari sehingga dia dapat makan. Tapi tak lama kemudian Androcles dan Sang Singa tertangkap, dan budak tersebut dijatuhi hukuman mati dengan cara diumpankan ke seekor singa yang telah dibiarkan kelaparan tanpa makan selama beberapa hari.

Kaisar dan semua pejabatnya datang untuk menyaksikan pertunjukan. Androcles telah dibawa ke tengah arena. Tak lama kemudian sang Singa dileppaskan dari kurungannya dan berlari sambil mengaum menuju mangsanya.

Tetapi ketika dia telah berada dekat sekali dengan Androcles, dia mengenali sahabatnya dan menunduk lalu mejilat lengannya seperti seekor anjing yang jinak. Kaisar yang merasa takjub dengan hal tersebut memanggil Androcles yang kemudian menceritakan semua kejadian.

Akhirnya Sang Budak diampuni dan dimerdekakan dan Sang Singa dilepaskan ke hutan.

by Aesop

Kisah ini memberi pelajaran kepada kita untuk tahu arti berterima kasih dan membalas budi. Sikap terima kasih adalah tanda keagungan jiwa.

Perawat Tua dan Serigala

"Shh, diam, diam ya, sayang." kata perawat tua kepada anak dalam pangkuannya. " Kalau kau menangis lagi nanti saya berikan kau kepada tuan serigala.
Secara kebetulan seekor serigala lewat dibawah jendela saat dia mengatakan itu. Serigala berpikir ini seperti mendapat durian runtuh. Ia lalu bersembunyi disamping rumah dan menunggu.
"Saya beruntung sekali hari ini." pikir serigala. "Dia pasti menangis sebentar lagi dan seorang bayi lezat yang tal pernah kurasakan bertahun-tahun akan segera kedapatkan." Jadi serigala menunggu dan menunggu, hingga akhirnya anak tersebut mulai menangis, dan serigala kemudian melongok ke jendela dan melihat kepada perwat tua, sambil menggoyang ekornya. Tetapi yang terjadi adalah perawat tua itu menutup jendela dan beerteriak meminta tolong, dan anjing penjaga rumah segera berlari mengejar serigala yang berlari pergi sambil mengutuk kebodohannya.

by Aesop

Kisah ini mengajarkan kita untuk tidak mudah percaya dengan janji yang terlalu manis apalagi dari musuh kita. Janji seorang musuh dibuat untuk diingkari.

Anak Gembala yang Berteriak Serigala

Alkisah dahulu kala seorang anak gembala yang menggembalakan dombanya di kaki gunung dekat sebuah hutan alas. Dia merasa kesepian setiap hari, sehingga ia memikirkan sebuah rencana agar ada yang menemaninya dan ia dapat bersenang-senang.

Ia berlari memasuki kampung dan berteriak, "Serigala, Serigala" dan penduduk kampung segera berlari keluar untuk menolongnya dan sebagian diantaranya menemaninya untuk sementara waktu. Hal ini membuat anak gembala sangat senang, sehingga beberapa hari kemudian ia mengulang hal yang sama dan sekali lagi penduduk kampung keluar untuk menolongnya.

Tetapi tak lama setelah itu seekor serigala benar2 keluar dari hutan dan mulai mengganggu domba2, dan tentu saja anak gembala kembali berteriak "Serigala, Serigala, " lebih keras dari sebelumnya. Tapi kali ini penduduk kampung, yang telah ditipu dua kali sebelumnya, mengira bahwa anak gembala kembali bermaksud menipu mereka, dan tak seorang yang datang menolongnya.

Akhirnya serigala mendapat mangsa yang lezat berupa daging domba anak gembala tersebut.

by Aesop

Kisah ini mengajarkan kita bahwa orang yang sering berbohong pada akhirnya tidak akan dipercaya bahkan ketika ia berkata benar.

Friday, March 11, 2011

Burung Berkik dan Burung Kenari

Pada suatu malam yang berhujan, seekor burung berkik tiba di sarangnya dengan wajah murung dan sedih. ekornya berada diantara kedua kakinya. Ia sedih karena baru pulang dari berburu dan tidak membawa hasil. Ia hanya menemukan bangkai hewan.
Ketika burung berkik masuk ke sarangnya, Ia terkejut mendapat kedua anaknya berpelukan dengan burung kenari.
Ketika melihat kedua penyelinap itu, Ia menjadi semakin marah. Ia membayangkan dirinya me-robek2 kedua burung kenari itu untuk melampiaskan rasa marahnya. Tetapi ia masih berhasil menangkan dirinya.
"Aku tidak boleh mengizinkan kemarahanku mengendalikan bagian terbaik dari diriku. Adalah sangat tidak bermoral menyerang dua ekor burung kenari kecil yang tidak mampu melindungi diri mereka sendiri," pikir burung berkik.
"Kalian dari mana?" tanya burung berkik dengan wajah dingin tanpa ekspresi.
"Diluar hujan deras dan kami tersesat di hutan." salah seekor burung kenari menangis lemah. Burung berkik memandang kedua burung kenari dengan tajam.
Kedua burung kenari merasa sangat ketakukan, tubuh mereka gemetar, dan saling berpegangan erat2. Mereka tidak berani bernapas.
Burung berkik merasa lapar, dan dua ekor burung kenari yang gemuk tampak sangat lezat. Tetapi pikiran tentang perbuatan kejam dan tidak bermoral masih menguasai pikiran burung berkik.
Burung berkik membuang pandangannya dari burung kenari dan juga godaan untuk memangsa mereka.
"Pergilah sekarang!" perintah burung berkik.
Kedua burung kenari tampak bingung, tetapi melakukan seperti yang diperintahkan. Setelah mereka pergi, burung kenari menoleh kepada anak2nya dan berkata, "Menurut hukum alam, kita memburu hewan yang besar dan kuat. Jadi lebih baik kita kelaparan daripada membunuh hewan yang tak bersalah."

by Leonardo Da Vinci

Kisah ini mengajarkan kita bahwa pada saatnya, kita harus berpegang teguh pada prinsip kita dan menolak godaan. Hanya mereka yang berhasil menahan diri, yang akan dihormati orang lain.

Thursday, March 10, 2011

Katak yang Tamak

Zaman dahulu kala, di sebuah hutan yang indah hiduplah banyak hewan. Hewan2 itu hidup dengan rukun dan bahagia. Semua hewan tampak bahagia dan puas, kecuali seekor katak. Tubuhnya penuh jerawat, wajahnya buruk dan mulutnya selalu terbuka. Dia makan lumpur dan sangat kurus. Seekor serangga kecil yang bingung bertanya kepadanya, "Mengapa kamu begitu kurus?"
"Karena aku selalu lapar," jawab katak sedih.
"Mengapa? Kamu makan tanah setiap hari dan ada banyak tanah di hutan ini, kamu bisa makan sebanyak yang kamu inginkan," kata serangga itu.
"Tentu, ada begitu banyak tanah, tapi bila aku terus makan, suatu hari tanah akan habis kumakan! Lalu apa yang bisa kumakan?" kata katak itu, kekecewaannya semakin terlihat jelas.

Oleh Leonardo Da Vinci

Berpantang walaupan baik menjadi tidak masuk akal dan mengganggu ketika dijalankan secara berlebihan. Ia berubah menjadi ketamakan sesuatu yang justru kita hindari.