Friday, March 11, 2011

Burung Berkik dan Burung Kenari

Pada suatu malam yang berhujan, seekor burung berkik tiba di sarangnya dengan wajah murung dan sedih. ekornya berada diantara kedua kakinya. Ia sedih karena baru pulang dari berburu dan tidak membawa hasil. Ia hanya menemukan bangkai hewan.
Ketika burung berkik masuk ke sarangnya, Ia terkejut mendapat kedua anaknya berpelukan dengan burung kenari.
Ketika melihat kedua penyelinap itu, Ia menjadi semakin marah. Ia membayangkan dirinya me-robek2 kedua burung kenari itu untuk melampiaskan rasa marahnya. Tetapi ia masih berhasil menangkan dirinya.
"Aku tidak boleh mengizinkan kemarahanku mengendalikan bagian terbaik dari diriku. Adalah sangat tidak bermoral menyerang dua ekor burung kenari kecil yang tidak mampu melindungi diri mereka sendiri," pikir burung berkik.
"Kalian dari mana?" tanya burung berkik dengan wajah dingin tanpa ekspresi.
"Diluar hujan deras dan kami tersesat di hutan." salah seekor burung kenari menangis lemah. Burung berkik memandang kedua burung kenari dengan tajam.
Kedua burung kenari merasa sangat ketakukan, tubuh mereka gemetar, dan saling berpegangan erat2. Mereka tidak berani bernapas.
Burung berkik merasa lapar, dan dua ekor burung kenari yang gemuk tampak sangat lezat. Tetapi pikiran tentang perbuatan kejam dan tidak bermoral masih menguasai pikiran burung berkik.
Burung berkik membuang pandangannya dari burung kenari dan juga godaan untuk memangsa mereka.
"Pergilah sekarang!" perintah burung berkik.
Kedua burung kenari tampak bingung, tetapi melakukan seperti yang diperintahkan. Setelah mereka pergi, burung kenari menoleh kepada anak2nya dan berkata, "Menurut hukum alam, kita memburu hewan yang besar dan kuat. Jadi lebih baik kita kelaparan daripada membunuh hewan yang tak bersalah."

by Leonardo Da Vinci

Kisah ini mengajarkan kita bahwa pada saatnya, kita harus berpegang teguh pada prinsip kita dan menolak godaan. Hanya mereka yang berhasil menahan diri, yang akan dihormati orang lain.

No comments: